Saturday, May 5, 2012

RODA KEHIDUPAN

Best Blog Tips

” Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya ”. ( Q.S. Al-Isra’ : 27 )

“Kebahagiaan Tidak Terletak Pada Hidup Yang Berlebihan Tetapi Ada Pada Hidup Yang Berkecukupan”.

Di suatu masa, hiduplah seorang yang kaya raya, namun sayang ia sangat sombong dan tidak peduli terhadap sesama, dirinya selalu dilayani oleh para pelayan dan orangnya pun sangat kasar terhadap siapa saja. Ia hidup dalam kemewahan tanpa peduli kepada orang miskin.

Pada satu hari datang seorang pengemis yang kelaparan ingin meminta makanan kepadanya tetapi dia malah memaki-maki pengemis tersebut. Padahal setiap hari ia selalu membuang sisa makanan diselokan belakang rumahnya.

”Tuan kasihani hamba. Hamba dari kemarin belum makan. Tolong berikan sisa-sisa makanan Tuan kepada hamba” Si pengemis itu memohon dengan suara yang memelas.
”Hei... manusia tidak berguna. Aku tidak sudi memberi makanan untukmu, lebih baik aku buang dari pada dikasihkan kepada kamu” Bentak orang kaya itu dan langsung menutup pintu rapat-rapat. Dirinya tidak mau membagi sedikitpun makanan yang dia punya. Padahal setiap kali dia makan, lauk yang tersaji dimeja makan sangat banyak dan tak sekalipun ia menghabiskannya, dan dia pun tidak pernah mau makan sisa nasi sebelumnya. Begitu jam makan tiba semua yang tersedia diatas meja harus diganti dengan yang baru.

”Ingatlah Tuan, Roda kehidupan selalu berputar tak selamanya hidup tuan diatas” Si pengemis pun dengan langkah yang gontai sambil berlinangan air mata meninggalkan rumah mewah itu.

Hari-hari berikutnya, kehidupan orang kaya itu masih tetap sama. Hatinya tidak pernah terketuk oleh rasa kemanusiaan, yang dia tahu bahwa semua yang dia miliki hanya bisa dinikmati oleh dirinya sendiri.

Sampailah pada satu waktu, ditempat ia tinggal mengalami goncangan gempa yang hebat, seluruh penduduk pun segera meninggalkan rumah untuk menghindari tertimpanya robohan bangunan. Demikian juga dengan para pelayannya masing-masing berusaha menyelamatkan diri tanpa peduli kepadanya. Tapi orang kaya ini selamat juga berkat jerih payahnya, namun segala kekayaannya musnah ditelan bumi. Dan hanya sekejap dia pun menjelma menjadi orang miskin.

Sehari, dua hari dirinya masih bertahan tetapi begitu masuk hari ketiga ia pun tidak mampu melawan rasa lapar. Kepalanya pun mulai berkunang-kunang dan badanpun mulai terasa sakit. Maklumlah dirinya yang selama ini hidup laksana tinggal di istana, tiba-tiba harus menjadi gelandangan tentu tidak gampang untuk menyesuaikan diri, sudah tidak ada lagi keangkuhan yang terpancar dari pandangan mata yang penuh kebencian setiap kali dirinya didatangi para pengemis yang minta belas kasihannya.

Ia pun sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan saat itu pula, Ia melihat ada segerombolan pengemis yang sedang meminta-minta dirinya pun memutuskan untuk bergabung. Akan tetapi keberadaannya tidak diterima, para pengemis yang pernah disakitpun ingin membalas semua yang pernah mereka terima. Ia dihajar habis-habisan dan diludahi oleh para pengemis itu.
”Ini kan orang kaya yang sombong itu” Ucap para pengemis.

Dirinya makin tidak berdaya dan meratapi nasib yang menimpa dirinya, sambil menahan rasa lapar dan sakit disekujur tubuh ia duduk dipinggir jalan. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia pun akan mengalami kesusahan. Tidak lama kemudian pandangannya pun menjadi gelap dan detik berikutnya dia pun tidak sadarkan diri. Dan begitu tersadar ia mendapatkan dirinya sudah ada disebuah gudang tua yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Bekas gudang makanan pun tidak luput dair goncangan gempa. Namun tidak separah rumahnya yang rata dengan tanah, Ia masih merasakan lapar yang luar biasa.

Tiba-tiba dari balik pintu muncul seorang yang ia kenal membawa semangkuk nasi.
”Makanlah. Tampaknya tuan sudah beberapa hari tidak makan”
”Te...terima kasih” Ucapnya dengan nada terbata-bata dan sedikit ragu untuk menerima semangkuk nasi yang disodorkan kepadanya.
”Tuan tidak usah berterima kasih. Apa yang tuan makan sekarang sesungguhnya makanan Tuan sendiri”
”Maksudnya?” Ia bertanya kebingungan.
”Nasi ini, saya dapatkan dari selokan belakang rumah Tuan, setiap hari saya pergi keselokan belakang rumah Tuan dan mengambil sisa-sisa makanan yang Tuan buang, kemudian saya cuci bersih lalu saya jemur. Dan disaat ini semua hampir kekurangan makanan, saya tidak mengalami dan masih berbagi kepada orang lain”

Dan orang itu ternyata adalah seorang pengemis tua yang pernah beberapa tahun yang lalu saat mengemis didepan rumahnya, kemudian orang kaya yang sudah tidak punya apa-apa itu pun meminta maaf kepada pengemis tersebut dan menyesali semua sikapnya terdahulu.

”Orang Yang Menghambur-hamburkan Apa Yang Dia Miliki Sesungguhnya Ia Adalah Manusia Yang Tidak Mensyukuri Karunia Yang Diberikan Kepadanya”

Sahabat, Memang benar bahwa roda kehidupan selalu berputar. Tidak selamanya kita selalu ada diatas. Untuk itu saat kita diatas ingatlah bahwa mungkin satu saat kita akan dibawah. Dengan demikian kita tidak akan menjadi lupa diri.

Apapun yang kita miliki dan seberapapun banyaknya hiduplah sewajarnya, Jangan menghambur-hamburkan sesuatu yang kita miliki, tidak hidup dalam mubazir dan pemborosan. Persiapkan diri untuk menghadapi disaat giliran kita dibawah agar kita tidak kekurangan apapun, memanjakan diri atau menyenangkan diri tentu tidak ada salahnya selama itu masih didalam batas kewajaran.

Dan tidak ada salahnya apa yang kita punya kita bagi dengan orang lain.
DALAM HIDUP TIDAK ADA ORANG YANG MENJADI MISKIN GARA-GARA KITA MEMBANTU ORANG LAIN. Kita Tidak Pernah Tahu Apa Yang Terjadi Besok, Hari Ini Kita Membantu Orang Bukan Tidak Mungkin Besok Justru Kita Dibantu, Seperti Kata Pepatah ”BUNGA PUN TIDAK MEKAR SEPANJANG TAHUN ”

Dengan segala apa yang kita miliki, kita tidak perlu menjadi manusia yang angkuh, menyakiti orang lain dengan segala kemewahan yang kita miliki, jangan menari diatas penderitaan orang lain, serta kita juga tidak perlu menciptakan status sosial yang menimbulkan kecemburuan sosial

Sahabat, alangkah lebih baiknya saat hati senang kita ingat diwaktu susah. Ketika kita bisa melahap segala macam makanan enak jangan lupa diluar sana masih banyak yang menjerit kelaparan, kita bisa memakai pakaian yang bagus jangan lupa masih banyak yang kedinginan, saat kita bisa tidur nyenyak kita harus selalu ingat masih banyak orang yang menjadikan tanah sebagai alas dan langit sebagai atap rumah.

Manusia hidup dimana-mana sama bahwa kemampuan manusia ada batasnya termasuk kemampuan untuk memenuhi keinginan kepada diri sendiri, sebagai contoh kemampuan perut kita pun ada batasnya, disaat kita kenyang maka kita pun enggan untuk makan lagi dan seribu satu macam makanan enak pun tidak akan berarti, lalu makanan itu menjadi basi dan terbuang jadi sampah. Intinya penuhilah kebutuhan kita secukupnya, jangan menyediakan sesuatu di luar kebutuhan itu sendiri. Bila kita lebih, tidak ada salahnya kita bagi dengan orang lain dan kita simpan karena satu saat kita pasti membutuhkannya.

Menjemput rejeki sebanyak-banyaknya memang perlu, namun hidup hemat juga perlu. Agar kelak kita dapat menggunakannya ketika kita sudah tidak mampu menjemput rejeki lagi sehingga kita tidak perlu menggantungkan hidup kepada orang lain. TAPI INGAT hidup kita bukan hanya di Dunia yang sementara ini saja ada kehidupan AKHIRAT yang jauh lebih indah, maka kita juga harus punya PLANNING supaya AKHIR HAYAT kita juga INDAH, karena bekal dan investasi untuk kehidupan Akhirat kita sangat mencukupi.

Ya.... sekecil apapun investasi untuk Akhirat kita jika kita lakukan penuh kesadaran dan keyakinan akan sebuah pertemuan besar dengan Sang Maha Pencipta, maka yakinlah kelak Allah akan menyambut kita dengan tersemyum.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S.Ibrahim :7 )

sekarang ini anda dapat ikut dan berpartisipasi langsung dalam program baru kami di http://www.rumah-yatim-indonesia.blogspot.com/
atau http://www.facebook.com/notes/rumah-yatim-indonesia/program-wakaf-ikan/10150657400810690
tentunya dukungan dan do'a ikhwan muslim sangat kami butuhkan dan semoga menjadi Amal Soleh bagi kita semua.

Saturday, April 28, 2012

KASIHILAH DIRI KITA

Best Blog Tips


“ DAN BARANG SIAPA YANG BERSYUKUR MAKA SESUNGGUHNYA DIA BERSYUKUR UNTUK (KEBAIKAN) DIRINYA SENDIRI dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". ( An-Naml : 40 )

” DAN BARANG SIAPA YANG MENYUCIKAN DIRINYA, SESUNGGUHNYA IA MENYUCIKAN DIRI UNTUK KEBAIKAN DIRINYA SENDIRI. Dan kepada Allah-lah kembali (mu) “ (Al-Faathir :18 ).

Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.

Di perempatan jalan, Umar,seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.

"Korannya bu ?" tawar Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.

Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran.Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.

"Mau koran yang mana bu?" tanya Umar dengan riang.

"Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca," jawab si ibu.

Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima.

"Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya?, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.

Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu "Udah miskin sombong!".

Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau, meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya.

Umar berlari lagi ketepi, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir - butir air yang masih menempel.Sambil termenung dia menatap nanar rintik - rintik hujan didepannya,

"Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku," gumamnya lemah.

Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar. Tiba - tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut - sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,

"Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk," Dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil.

Umar dengan langkah cepat menghampiri laki - laki yang ada di mobil.

"Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan," pinta Umar dengan penuh harap.

Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil didepannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.

"Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau."

"Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?" tanya Umar sekali lagi.

"Bbbbbooolehh?" jawab pria tersebut dengan tertegun.

Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk didekatinya Umar.

"Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang," Dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil didepannya dengan penuh perasaan kasihan.

"Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya," jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.

Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa.

"Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya?"

Si anak kecil tersenyum dengan manis, "Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus."

"Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran dimana aku yang akan mentraktir," ujar sang bapak dengan nada agak tinggi karena merasa anak didepannya berfikir keliru. Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,

"Pak !, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali dikemudian hari."

Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki didepannya untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,"Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya."

Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil didepannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.

"TERNYATA BUKAN DIA YANG HARUS DIKASIHANI, HARUSNYA AKU YANG LAYAK DIKASIHANI, KARENA AKU JARANG BISA BERDAMAI DENGAN HARI INI."

Jika kita meletakkan kebahagiaan di luar diri kita maka kita tidak akan pernah merasa bahagia.

KITA TAK MEMERLUKAN APA-APA UNTUK BAHAGIA. KEBAHAGIAAN ADA DALAM DIRI KITA SENDIRI, PERMASALAHANNYA ADALAH KITA SERING KALI MENCARI KELUAR DARI DIRI KITA UNTUK MENEMUKANNYA.

” Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah (atom), dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar ”.( An-Nisaa’ :40 )

” Sesungguhnya Allah tidak berbuat aniaya kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat aniaya kepada diri mereka sendiri.” (Yunus : 44 )

” Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (An-Nisaa’ 110 )

PUNYA SEDIKIT KELEBIHAN ? Jangan BUANG semuanya, SISAKAN dan ABADIKAN dengan SEDEKAH........ KLIK DISINI>>>  insya Allah jadi amal kita semua.

Saturday, April 21, 2012

LUPAKAN KEBAIKAN, MAAFKAN KESALAHAN

Best Blog Tips


Dahulu disebuah perkampungan tinggal seorang nenek yang sudah sangat tua. Namun kondisi tubuhnya masih sangat sehat. Walaupun usianya sudah lanjut dirinya masih bisa mencari nafkah sendiri. Walaupun hidup sendiri, dirinya tidak pernah terlihat sedih. Setiap waktu bibirnya selalu mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.

Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua.

Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat, pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek.
Ia selalu membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.

”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu dihormati disini ?” Tanya pejabat.
”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.

”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”
”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.
”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”
”Itu juga betul tuan pejabat”
”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.
”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.
”Mengapa bisa demikian?” Airmuka pejabat mulai berubah. Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.

”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.
”Iya nek” Balas tuan pejabat.

Sesungguhnya nenekpun belum tahu apa penyebabnya, yang bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan nada yang sangat berwibawa. Dan kewibawaannya semakin membuat si pejabat ciut.

”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas tatapan Sang nenek. Ia tertunduk sedih.

”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan. Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset dijalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki. Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar tidak bisa diterima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat panjang lebar.
”Lupakan itu semua maka hidup tuan akan tenang”
”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung.
”Lupakan kebaikan kita kepada orang lain dan juga lupakan kesalahan orang lain terhadap kita”

Akhirnya tuan pejabatpun paham apa yang membuat dirinya tidak tenang dan mengapa hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun berpamitan pulang dan ia telah menemukan kunci hidup tentram. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat kebaikannya dan kesalahan orang lain.

Berbuat baik itu mulia, mampu memaafkan jauh lebih mulia

”Kebaikan Akan Kehilangan Nilai Luhurnya Jika Mengharapkan Pamrih, Dan Kesalahan Orang Lain Pun Akan Membawa Berkah Jika Kita Bisa Memaafkan”

Sahabat.......,Mengingat kebaikan kita dan kesalahan orang lain bukan tidak mungkin akan menimbulkan satu penyakit jiwa dan fisik, memikirkan kebaikan kita yang tidak di hargai dan pelecehan orang lain akan menyebabkan kita susah tidur dan tidak ada nafsu makan, bukankah akan merusak lahiriah dan batiniah?.

Melupakan kebaikan kita membuat kita tidak berharap lebih dan melupakan kesalahan orang lain akan membunuh akar dendam yang otomatis membuat kita hidup tenang.

Berbuat baik terhadap sesama adalah kewajiban yang tidak perlu ada hitung-hitungan. Dan bersyukurlah kita yang diberi kesempatan untuk berbuat baik. Lihatlah berapa banyak orang yang ingin berbuat baik tetapi tidak mempunyai kesempatan. Mereka yang terbaring tidak berdaya, mereka yang tidak punya apa-apa saat melihat pengemis datang kepadanya, hanya ada niat tetapi tidak mempunyai kemampuan. Namun itu masih lebih baik dari pada mereka yang bisa menolong tetapi enggan melakukannya.

Menolong orang lain atau berbuat baik pun tidak selalu dengan materi, kita bisa membantu dengan tenaga, pikiran bahkan bisa juga dengan menjadi pendengar yang baik yang sedikit berbicara ketika orang lain menceritakan beban hidupnya.

Dan di Dunia ini pun tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Jika kita tidak bisa melupakan kesalahan orang lain terhadap kita, sepanjang hidup berapa banyak orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Jika dibiarkan bukankah dendam akan menumpuk dihati kita yang akan merusak diri kita sendiri.

Berbuat baik sekecil apapun lalu lupakan. Dan sebesar apapun kesalahan orang lain kitapun tidak perlu mengingatnya.

Sebelum kita menghitung kebaikan yang telah dilakukan sebaiknya terlebih dahulu kita harus menghitung kesalahan yang pernah diperbuat.

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya : " Nabi Musa a.s telah bertanya kepada Allah : " Ya Rabbi ! siapakah diantara hamba-MU yang lebih mulia menurut pandangan-Mu ?" Allah berfirman :" Ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya), dapat segera memaafkannya."

Dalam perjalanan membawa misi Dakwah kepada Kaum Thaif, Rasulullah SAW mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :" Cobalah tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan Penebar Kasih Sayang. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa " Ya Allah ampunikah kaumku , karena mereka tidak mengetahui ."

Masih dalam waktu yang sama juga, seorang budak hitam bernama Wahsyi yang dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan bila dapat membunuh paman Nabi bernama Hamzah bin Abdul Muththalib r.a , ternyata ia berhasil membunuh Hamzah dan ia dimerdekakan. kemudian ia masuk Islam dan menghadap kepada Nabi Saw.
Wahsyi menceritakan peristiwa pembunuhan hamzah. walaupun Nabi Saw telah menguasai Wahsyi dan dapat melakukan pembalasan, namun tidak melakukannya bahkan memaafkannya. alangkah tingginya akhlak ini.

" Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? " (QS. An-Nuur ; 22)


Sisihkan sebagian Rejeki kita dengan KLIK DISINI>>>
insya Allah menjadi amal kita semua...
*MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH.

Saturday, April 14, 2012

LORONG AMAL KITA

Best Blog Tips


Ada seorang pemuda kaya raya yang sangat kikir karena takut miskin. Saking pelitnya bahkan untuk makan sehari-hari pun dia rela hanya makan dengan sepotong ikan asin atau cukup dengan sambal terasi aja atau cukup dengan sebungkus mie instan… walaupun hartanya sangat melimpah.

Selain pelit, dia terkenal juga dengan akhlaqnya yang jelek dan kesombongannya yang melampaui batas. Hartanya dia taruh didalam kamar dengan pintu dari besi dan dengan kunci yang berlapis-lapis. Disitu ada emas batangan berkilo-kilo, perhiasan emas, intan permata dan bergepok-gepok uang seratus ribuan. Karena kerjaan dia sehari-hari cuman melihat dan menghitung harta saja maka kalau ada yang berubah tempat sedikitpun akan ketahuan olehnya apalagi kalau sampai ada yang hilang. Dia engga rela hartanya berkurang sedikitpun karena takut miskin dan tidak dihargai lagi oleh orang lain kalau sampai kalah kaya.

Pada suatu hari dia mau makan dan kebetulan udah engga ada persediaan makanan sedikitpun, akhirnya dia memutuskan untuk membeli sebungkus mie instan di warung depan rumah. Keluarlah dia dari rumahnya untuk membeli mie instan diseberang jalan. Karena udah kelaparan dia langsung nyelonong aja nyeberang jalan tanpa tengak-tengok kiri kanan, tak tahunya dari arah kiri jalan sebuah sepeda motor melaju dengan kencangnya dan….. DARRR tertabraklah ia dan langsung dilarikan kerumah sakit.

Dirumah sakit dia mengalami koma dan setelah diperiksa ternyata dia mengalami luka dan pendarahan dikepala yang tidak ringan dan divonis dokter bahwa kemungkinan dia hidup hanya 25 %.

Dalam keadaan koma tersebut. dia merasa seolah-olah berjalan dalam suatu lorong sempit yang sangat panjang dan gelap gulita. Setelah berjalan cukup lama sampailah dia disuatu ruangan yang sempit, kotor, gelap dan disitu ada seorang lelaki tua renta, kurus kering, kudisan lagi dan baunya sangat menyengat hidung. Dengan tangan sambil menutup hidung bertanyalah dia : “Kek, saya ini lagi dimana ? kok jelek amat sih tempatnya… dan kakek ini siapa?” Jawab si Kakek: “Oh nak.. ini adalah tempat peristirahatanmu untuk sementara… sebelum engkau melanjutkan perjalanan.. dan aku adalah kawanmu yang akan menemanimu selama engkau disini..”. Si pemuda nanya lagi: “Kek..,Apa engga ada tempat yang lebih baik dari ini..? dan apa engga ada orang lain yang bisa menemani aku selain engkau?” dengan nada sinis. Si Kakek : “Tempat lain sih banyak…” sambil buka jendela ” tuh lihatlah disebelahmu.., tapi tempatmu ya sini ini .. engga boleh tuker-tuker.. karena inilah tempat yang telah engkau pilih sendiri..”

Dengan hati berdebar-debar dia lihatlah tempat-tempat disekelilingnya , ada tempat yang mirip dengan tempatnya, ada tempat yang mirip hotel berbintang lima dengan pelayan yang cakep-cakep, bahkan ada tempat yang lebih jelek darinya dan dengan pelayan yang lebih menjijikkan dari sikakek tadi, akhirnya dia nanya lagi : “Kek.. sebenarnya ini tempat apa dan kapan aku memilih tempat ini?”. Kata si Kakek: “Ini adalah Alam Barzah dan aku adalah amalmu waktu didunia dulu.. Karena didunia kamu pelit, sombong, mentingin diri sendiri, engga pernah beribadah, engga pernah baca Al-Qur’an dan tak pernah zakat dan bersedekah maka aku jelek begini dan tempat ini serem begini.

Dan lihat tuh hartamu yang engkau timbun dulu sekarang engga ada manfaatnya dan siap dijadikan setrikaan untuk menyetrika punggungmu itu..” sikakek berkata sambil memegangi punggung si pemuda. Dengan wajah penuh ketakutan si pemuda meronta-ronta dan akhirnya dengan ijin Allah dia terbangun dari komanya…

Dan sejak saat itu insyaflah dia dan tidak pelit lagi membelanjakan hartanya dan mengeluarkan hak-hak fakir miskin… akhirnya dia berubah menjadi orang yang sholeh dan rajin beribadah….Alhamdulillah

Sahabat......, SEKECIL APAPUN BAGI ORANG YANG BERSYUKUR SELALU LEBIH DARI CUKUP, NAMUN SEBANYAK APAPUN BAGI ORANG YANG TAMAK TETAP SAJA MERASA KURANG.

“Hai orang-orang yang beriman, berinfaqlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang-orang yang ingkar dari Ajaran Allah itulah orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri”.(Al-Baqoroh: 254)

Mulia Kita Dengan Memberi, Abadikan Yang Tersisa Dengan Sedekah.KLIK DISINI>>>


Saturday, April 7, 2012

SEPOTONG ROTI TAUBAT

Best Blog Tips


Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahawa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah SWT. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita yang menggairahkan nafsunya sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya hingga terperangkap dalam dosa perzinaan selama tujuh malam.

Setelah ia sadar, ia lalu bertaubat, tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara dan terus tekun mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, kerana sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu.
Rupanya di samping pondok tersebut hidup seorang Kyai yang setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa potong roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sepotong roti. Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bagian, kerana disangka sebagai orang miskin.

Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bagian dari orang yang membagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku."

Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu potong roti."

Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.

Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadah yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sepotong roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sepotong roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu.

Kepada anaknya Abu Musa berpesan: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sepotong roti itu !" ( sesuatu yang kelihatannya kurang berharga namun bisa menjadi Penyelamat dari kesengsaraan yang tiada batas )
• Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
أُ
• Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan (QS. 11:15-16)

PUNYA SEDIKIT KELEBIHAN ? Jangan BUANG semuanya,,
SISAKAN dan ABADIKAN dengan SEDEKAH.......KLIK DISINI>>>

Saturday, March 31, 2012

DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

Best Blog Tips


Di suatu perkampungan tinggal seorang yang sangat kaya dan orang itu juga terkenal dengan sangat dermawan. Dirinya tidak pernah segan-segan menolong siapa saja yang membutuhkan, ia tidak pandang bulu. Namun dibalik kekayaan yang ia miliki, dirinya tidak memamerkan harta yang dia punya dan dia pun selalu berpenampilan sangat bersahaja.

Pada suatu hari dia didatangi oleh salah seorang penduduk sekampung dan dia pun menyambutnya dengan sangat ramah, padahal penduduk itu sangat miskin.
Penduduk miskin tersebut terkesan buru-buru dan membuat si dermawan itu sedikit
bingung.

”Tuan apa yang bisa aku bantu?” Sapa si pemilik rumah dengan santun.
”Kali ini aku datang tidak meminta batuan apa pun, aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada tuan” Jawab si tamu dengan suara yang tenang sembari menatap tajam
kepada orang yang ada dihadapannya, mendapatkan dirinya ditatap seperti itu, dirinya tetap tenang dan tersenyum, karena memang iniah pembawanya sehari-hari.

”Kalau begitu silahkan Tuan bertanya”
”Tuan begitu kaya raya, kenapa Tuan tidak pernah menceritakan kekayaan Tuan kepada
Penduduk disini?”
”Ha... Ha...Ha... ” Sang dermawan hanya tertawa keras.
”Mengapa Tuan Tertawa” Tanya penduduk miskin yang sudah mulai renta itu dengan
Raut yang tidak senang.
”Aku tertawa, karena tidak paham maksud pertanyaan tuan
”Dikampung ini orang kaya bukan hanya Tuan saja, dan semua orang kaya di sini selalu
membanggakan kekayaannya sehingga kami menjadi tahu seberapa kaya mereka,sedangkan Tuan, kami tidak pernah tahu seberapa banyak kekayaan yang tuan miliki”

Mendapatkan jawaban itu si Dermawan terdiam dan mencerna setiap kata yang didengarnya lalu dirinya tiba-tiba menarik nafas dalam-dalam, memandang jauh kedepan sehingga yang bertanyapun semakin penasaran.

”Dulu aku juga pernah menjadi orang kaya, aku selalu bercerita kepada semua orang yang aku temui tentang apa yang aku miliki. Bahkan tidak jarang aku melebih-lebihkan. dan setelah bercerita aku begitu bangga” Lanjut penduduk miskin yang belum mendapatkan penjelasan, dirinya mempertegas bahwa dengan bercerita tentang kekayaan yang kita punya akan membuat bangga. Makanya aku heran mengapa Tuan tidak melakukan hal yang sama seperti dirinya dulu atau seperti orang kaya yang ada sekarang.

”Ayolah Tuan bercerita sekali ini saja dan aku berjanji aku tidak akan membocorkan
berapa banyak harta yang tuan miliki” kali ini dia ganti strategi merayu dan berharap
Orang kaya yang ada didepannya mau membocorkan rahasia kekayaannya.

”Maaf Tuan, Aku tidak punya apa-apa yang bisa diceritakan,dan kalaupun ada aku malu
Memberi tahu kepada tuan, sebab apa yang aku miliki hanya sebutir debu dibandingkan
Yang Maha Kaya aku harap tuan memaklumi” Si dermawan pun akhirnya memberikan
Jawaban, saat itu pula penduduk miskin itu tersadar, mengapa selama ini si Dermawan
tidak pernah menggembor-gemborkan harta kekayaanya .

”Ternyata Tuan tidak hanya kaya, tetapi juga bijak” Puji penduduk miskin tersebut yang
diwajahnya tergambar ada semacam penyesalan dalam dirinya kemudian dirinya
melanjutkan ucapannya. ”Andaikan waktu itu bisa diputar kembali aku pun ingin seperti Tuan” . ”Tuan terlalu berlebihan, Percayalah Tuan. ” KITA PUNYA BATANG EMAS, ORANG LAIN PASTI PUNYA TIMBANGANNYA”

Sahabat,

Kita memang sering mendapatkan orang-orang yang selalu membangga-banggakan apa yang dia miliki, seorang Ibu yang memuji-muji anaknya didepan orang lain, seorang Motivator atau Trainer yang bercerita tentang kepintarannya dan kedahsyatan Ilmunya agar didengar Audien, juga para orang kaya yang merasa dirinya paling hebat, namun tanpa disadari bahwa dari apa yang mereka ucapkan akan melahirkan ribuan Generasi ’tanggung’ yang mencontoh kebesaran dirinya, mengagungkan dirinya dan lupa akan kemampuan diri sendiri.

Banyak pula orang yang melebih-lebihkan dari apa yang dimiliki, mereka tidak
mau terlihat biasa, mereka gengsi mengakui keberadaan yang sesungguhnya, sehingga
mereka beranggapan dengan seperti itu mereka bisa menutupi yang sebenarnya.
tanpa mereka sadari mereka pun menjadi bagian dari orang yang ” Tong kosong nyaring
bunyinya”. Begitu omongan mereka tidak terbukti dan diketahui orang lain maka
mereka pun mendapatkan masalah baru yaitu harus menanggung malu.

Sejatinya hidup kita tidak perlu membangga-banggakan dengan apa yang kita
punya. Seperti pepatah ”DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”.Takkan ada gunanya kita pamer kepada orang lain. Apa yang kita miliki entah itu ilmu, keluarga maupun harta biarkan orang lain yang menilainya dan roda kehidupanpun terus berputar.

Percayalah kita tidak akan kehilangan kehormatan dan kita juga tidak pernah
takut bahwa orang tidak mengenal siapa kita sesengguhnya. Orang jauh lebih jeli yang ada pada diri kita dan siapa kita sesungguhnya. Banyak orang mendapatkan malu akibat ulahnya sendiri, banyak juga yang hidup tidak tenang akibat perkataannya, merekalah yang selalu bersaha menutupi kenyataan yang ada. Dengan demikian bukankah akan menambah masalah baru dalam hidup ini?

Sahabat, bandingkan ember yang terisi air hanya setengah dengan ember yang terisi penuh, saat terjadi benturan pasti goncangan pada air yang terisi setengah itu lebih hebat. Hal ini menggambarkan bahwa apa yang sering kita dengar dari orang yang
hanya memiliki kemampuan setengah-setengah jauh lebih dahsyat, sedangkan orang
yang mampu akan menjadi seperti padi ” Semakin berisi semakin merunduk”.

Sekali lagi kita tidak perlu menilai diri sendiri, biarkan orang lain yang menilai
Karena sesungguhnya merekalah yang lebih paham baik buruknya kita. Dan Allah SWT Maha Tahu apa yang kita sembunyikan dan apa yang kita pamerkan.

” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (An-Nahl :23 )

” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )

 JANGAN PERNAH MALU MEMILIKI YANG SEDIKIT, ASAL KITA MAMPU MEMBERI WALAU SEDIKIT, karena Yang PUNYA BANYAK belum tentu mampu memberi walau sedikit,

ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH dan Rasakan Manisnya KEIMANAN dengan IKHLASnya memberi KLIK DISINI>>>

Saturday, March 24, 2012

PUTUS ASA ? JANGAN !

Best Blog Tips


Di sebuah pasar seorang ibu-ibu sedang mengobrol tentang nama anak-anaknya.
Ibu 1 : Nama anak saya indah dan islami sekali lohh bu, Nurul Jannah artinya cahaya surga
Ibu 2 : Anak aku juga islami kok..
Ibu 1 : TONI..??? itu mahh kebarat-baratan atuhh ibu…
Ibu 2 : Ehh, jangan salah, toni itu hanya panggilan saja, nama lengkapnya adalah A’uzubillahiminassayiTONIrojimm..
Ibu 1 : Wooo… Dasar woonggg edan!!
He he he…….sekedar intermezoooo…..

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yg saya lakukan selalu sial. Saya ingin mati.”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”

“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu disebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”

“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematianku ya Allah. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. isinya air biasa. Kau sudah sembuh !

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…

Sahabat, Apabila kita hidup dalam kekinian, apabila kita hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kita akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan ego kita, keangkuhan kita, kesombongan kita. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kita tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kita akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.

“Hiduplah seolah-olah kita akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kita akan hidup selamanya”.

Buat yang masih suka menunda-nunda, apalah jadinya kalau besok kita meninggal?

KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak usah diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang melebihi kemampuan kita.Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup di ALAM dengan DIMENSI YANG LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan HAKIKI.

” TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
" KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU ".
(Ali Imron :185).

insya Allah jadi amal kita semua KLIK DISINI>>>
*RASAKAN KEBAHAGIAN KETIKA KITA MEMBERI DENGAN TULUS.